sumber : news.liputan6.com
Erupsi vulkanik atau letusan gunung berapi
sering disertai dengan penampilan petir. Sekali lagi, para ahli masi belum
dapat mengetahui secara pasti mengapa terjadi petir saat terjadi erupsi
vulkanik. Berikut dibawah ini adalah teori yang dipercaya oleh para ahli. Petir terjadi ketika ada aliran listrk antar
muatan positif dan negatif. Dalam kasus petir saat hujan badai, petir terjadi
sebagai hasil dari partikel air yang saling bertabrakan. Namun dalam kasus petir saat letusan gunung
berapi, tabrakan antara partikel abu dan debu menghasilkan petir. Ketika gunung
berapi meletus, gunung berapi mengeluarkan partikel abu panas, uap, dan gas.
Ketika partikel debu vulkanik bertabrakan satu sama lain, pemisahan muatan
terjadi dengan proses yang disebut aerodynamic sorting.
Pemisahan muatan positif dan negatif yang
terjadi di awan vulkanik menyebabkan awan tersebut bermuatan positif di salah
satu ujung dan bermuatan negatif di ujung satunya lagi. Pemisahan ini terus
berlanjut sampai terlewat batas dan listrik mulai mengalir antar kedua muatan
yang berbeda. Sehingga menyebabkan terjadinya petir saat letusan gunung berapi. Petir dapat terjadi secara independen, tidak
terbatas saat badai saja. Sifat petir yang tidak dapat diduga inilah yang
menyebabkan petir ini sangat berbahaya. Tidak ada yang tahu kapan, dimana, dan
dengan intensitas seperti apa petir akan menyambar.