Sumber : http://vanilailablog.files.wordpress.com
Pada musim
hujan pasti Anda sering menjumpai hewan bersayap ini? Pada bahasa Jawa hewan
ini memiliki sebutan laron, sedangkan dalam bahasa Indonesia hewan ini disebut
anai-anai . Tapi tahuukah Anda siapa sebenarnya hewan ini ? Hewan ini
sebenarnya adalah ratu rayap.
Rayap adalah serangga
sosial
anggota bangsa Isoptera yang dikenal luas sebagai hama penting kehidupan manusia. Rayap bersarang di dan memakan kayu perabotan atau kerangka rumah
sehingga menimbulkan banyak kerugian secara ekonomi. Rayap masih berkerabat
dengan semut, yang juga serangga sosial. Dalam bahasa Inggris, rayap disebut juga "semut putih" (white
ant) karena kemiripan perilakunya.
Sebutan rayap sebetulnya mengacu pada hewannya secara umum, padahal
terdapat beberapa bentuk berbeda yang dikenal, sebagaimana pada koloni semut
atau lebah sosial. Dalam koloni, rayap tidak memiliki sayap. Namun, beberapa rayap dapat
mencapai bentuk bersayap yang akan keluar dari sarangnya secara
berbondong-bondong pada awal musim penghujan (sehingga seringkali menjadi pertanda perubahan ke musim penghujan) di
petang hari dan beterbangan mendekati cahaya. Bentuk ini dikenal sebagai laron
atau anai-anai.
Rayap yang merupakan serangga kecil ini hidup berkelompok dengan sistem
kasta yang berkembang biak dengan sempurna. Serangga ini masuk dalam ordo
isoptera (dari bahasa Yunani: iso = sama; ptera = sayap) (Susanta, 2007)..
Menurut Nandika dkk (2003) klasifikasi rayap sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Isoptera
Famili :Mastotermitidae, Kalotermitidae,
Termopsidae, Hodotermitidae, Rhinotermitidae, Serritermitidae, Termitidae
Rayap yang ditemukan di daerah tropis jumlah telurnya dapat mencapai ±
36000 sehari bila koloninya sudah berumur ± 5 tahun. Bentuk telur rayap ada
yang berupa butiran yang lepas dan ada pula yang berupa kelompok terdiri dari
16-24 butir telur yang melekat satu sama lain. Telur-telur ini berbentuk
silinder dengan ukuran panjang yang bervariasi antara 1-1,5 mm (Hasan, 1986).
Nimfa muda pada rayap akan mengalami pergantian kulit sebanyak 8 kali,
sampai kemudian berkembang menjadi kasta pekerja, prajurit dan calon laron.
Kepala berwarna kuning, antena, labrum, dan pronotum kuning pucat. Bentuk
kepala bulat ukuran panjang sedikit lebih besar daripada lebarnya. Antena
terdiri dari 15 segmen. Mandibel berbentuk seperti arit dan melengkung
diujungnya, batas antara sebelah dalam dari mandibel kanan sama sekali rata.
Panjang kepala dengan mandibel 2,46-2,66 mm, panjang mandibel tanpa kepala
1,40-1,44 mm dengan lebar pronotum 1,00-1,03 mm dan panjangnya 0,56 mm, panjang
badan 5,5-6 mm. Bagian abdomen ditutupi dengan rambut yang menyerupai duri.
Abdomen berwarna putih kekuning-kuningan (Nandika dkk, 2003).
Rayap hidup berkoloni dan mempunyai sistem kasta dalam kehidupannya.
Menurut (Nandika dkk, 2003), kasta dalam rayap terdiri dari 3 (tiga) kasta
yaitu :
a. Kasta prajurit, mempunyai
ciri-ciri kepala yang besar dan penebalan yang nyata. Kasta ini mempunyai
peranan dalam koloni sebagai pelindung koloni terhadap gangguan dari luar.
Kasta ini mempunyai mandible yang sangat besar yang digunakan sebagai senjata
dalam mempertahankan koloni.
b. Kasta pekerja, mempunyai warna
tubuh yang pucat dengan sedikit kutikula dan menyerupai nimfa. Kasta pekerja
berjumlah 80-90% dari populasi dan koloni. Peranan kasta ini adalah bekerja
sebagai pencari makan, mambuat sarang, memindahkan makanan saat sarang terancam
serat, serta memberi makan, melindungi dan memelihara ratu.
c. Kasta reproduktif, merupakan
individu individu seksual yang terdiri dari betina yang bertugas bertelur dan
jantan yang bertugas membuahi betina. Ukuran tubuh ratu mencapai 5-9 cm atau
lebih.
Siklus Hidup
Rayap
Telur yang menetas yang menjadi nimfa akan mengalami 5-8 instar. Jumlah
telur rayap bervariasi, tergantung kepada jenis dan umur. Saat pertama bertelur
betina mengeluarkan 4-15 butir telur. Telur rayap berbentuk silindris, dengan
bagian ujung yang membulat yang berwarna putih. Panjang telur bervariasi antara
1-1,5 mm. TelurC.curvignathus akan menetas setelah berumur 8-11 hari. Dalam
perkembangan hidupnya berada dalam lingkugan yang sebagian besar diaturdalam
koloni dan terisolir dari pengaruh nimfa sesuai dengan kebutuhan koloni.
Nimfa-nimfa yang sedang tumbuh dapat diatur menjadi anggota kasta, yang
diperlakukan bahwa nasib rayap dewasa an siap terbang dapat diatur (Borror,
1996).
Kasta pekerja jumlahnya jauh lebih besar dari seluruh kasta yang terdapat
dalam koloni rayap. Nimfa yang menetas dari telur pertama dari seluruh koloni
yang baru akan berkembang menjadi kasta pekerja. Waktu keseluruhan yang
dibutuhkan dari keadaan telur sampai dapat bekerja secara efektif sebagai kasta
pekerja pada umumnya adalah 6-7 bulan. Umur kasta pekerja dapat mencapai 19-24
bulan. Kasta pekerja berikutnya berbentuk dari nimfa-nimfa yang cukup besar dan
mempunyai warna yang lebih gelap dibandingkan denan anggota perbentukan
pertama. Kepala dilapisin dengan polisacharida yang disebut chitin dan menebal
pada bagian rahangnya. Pada segmen terakhir dari pangkal sterink terdapat alat
kelamin yang tidak berkembang dengan sempurna sehingga membuat kasta pekerja
ini menjadi mandul (Hasan, 1986).
Sumber : http://kesmas-unsoed.com
Jadi dapat diketahui bahwa si
ratu bersayap pada musim hujan sebenarnya adala seekor rayap yang mempunyai
sayap. Laron adalah Rayap jantan dan betina yang sudah matang. Rayap akan
memiliki sayap ketika dia telah memasuki usia matang untung melakukan
reproduksi membentuk koloni baru. Laron keluar di awal musim penghujan. Sehingga
kedatangan Laron sering dianggap sebagai pertanda awal musim penghujan. Laron
keluar dan akan mendekat pada sumebr cahaya. Namun laron tdiak menyukai cahaya
matahari yang terlalu terik sehigga laron tidak pernah keluar pada malam hari.
Laron hanya keluar pada malam hari dan pagi hari ketika cahaya matahari belum
terlalu terik. Laron ini keluar dari sarangnya dalam rangka mencari
pasangannya. Jika tidak menemukan pasangannya maka laron ini akan mati. Namun
jika laron ini menemukan pasangannya maka laron ini akan membentuk koloni baru
dan laron betina akan menjadi ratu pada koloni yang baru.
Keberadaan laron ini sering dianggap menyusahkan karena jika datang
selalu dengan jumlah yang banyak dan sayap yang terlepas dari tubuhnya akan
mengotori. Selain itu jika masih dalam bentuk rayap, maka rayap dapat merusak
dan merapuhkan kayu. Namun dibalik itu semua laron juga dapat dimanfaatkan.
Biasanya orang-orang memanfaatkan laron untuk umpan pancing. Bahkan ada juga
orang yang memanfaatkan laron untuk dibuat rempeyek.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2011. Semut dan Rayap
serta Pengendaliannya. [Edisi Online] http://kesmas-unsoed.com diakses 12 Desember 2014 Pukul 07.12
PM
Anonim. 2014. Rayap. [Edisi
Online] http://id.wikipedia.org diakses 12 Desember 2014 Pukul 07.23
PM
Borror, D. 1996. Pengenalan
Pelajaran Serangga. Yogyakarta, UGM Press.
Hasan, T. 1984. Rayap dan
Pemberantasannya. Yayasan Pembinaan Watak dan Bangsa, Jakarta
Nandika, et al. 2003. Rayap :
Biologi dan Pengendaliannya. Harun JP Ed. Muhammadiyah University Press,
Surakarta.
Satria, Ferlia. 2011. 6 Fakta
Unik tentang Laron. [Edisi Online] http://kishi-kun.blogspot.com diakses 12 Desember 2014 Pukul
07.08 PM
Susanta, 2007. Cara Praktis
Mencegah dan Membasmi Rayap. Jakarta : Penebar Swadaya.
artikel yang bagus dan baik. Bisa menambah informasi dan juga adanya sumber sehingga bisa terpercaya....terimakasih
BalasHapusinformasinya lengkap dan dapat menambah wawasan saya. terima kasih ;)
BalasHapusinfonya bagus dan menarik, dapat menambah wawasan terimakasih:)
BalasHapusinfonya menarik sekali ,, terima kasih karena telah menambah wawasan kepada saya :)
BalasHapusArtikelnya bagus. Nambah wawasan sekali.. Daftar pustakanya lengkap.. :)
BalasHapus