Kamis, 04 Desember 2014

Mencairnya Lapisan Es


Antartika dan Arktik merupakan dua benua putih yang telah diselubungi salju abadi selama berjuta-juta tahun lamanya.. Memasuki abad ke 21 hal-hal besar yang berkaitan dengan mencairnya es tersebut mulai bermunculan.  Penemuan bongkahan gunung es yang mengambang memasuki wilayah perairan amerika selatan mulai menjadi perhatian khusus para ilmuwan tentang kondisi es di wilayah Antartika.  Sebelumnya para ilmuwan tidak memandang serius masalah yang terjadi di bumi bagian selatan tersebut karena karakteristik tempatnya yang mempunyai tekanan yang rendah dan dapat memperthankan diri dari suhu udara yang tinggi. Namun tak hanya itu saja, perhatian para ilmuwan juga jatuh pada keberadaan es di Arktik yang dinyatakan telah “hilang” dalam 1 dekade terakhir ini.
Mencairnya Es di kedua kutub bumi merupakan salah satu dampak dari terjadinya pemanasan global. Meningkatnya suhu bumi mengakibatkan menipis dan rapuhnya lapisan es yang mengapung di laut. Lapisan es yang mengapung itu berfungsi seperti sumbat botol. Lapisan ini mengerem aliran es dari daratan, karena tersedimentasi di semua sudut teluk dan juga menutupi pulau-pulau. Jika lapisannya menipis, hal ini dapat memicu lapisan es di daratan bergerak menuju laut. Selain itu jika penigatan suhu bumi terus terjadi maka lapisan es akan mencair dan suhunya akan lebih tinggi. Akibatnya air yang bersuhu lebih tinggi  dapat mengintrusi kawasan di bawah lapisan es yang lain sehingga dapat meretakkan bongkahan es yang memiliki ukuran yang lebih besar.

Selain karena pemanasan global mencairnya es dikutub juga dikarenakan oleh perusahaan minyak. Perusahaan-perusahaan minyak harus menarik bongkahan gunung es yang menghalangi anjungan pengeboran dan menggunakan selang raksasa untuk mencairkan es yang mengapung dengan air hangat. Tentu saja hal ini akan merusak lapisan es.
Sebuah perubahan besar sedang terjadi di bumi. Mencairnya es di kutub membawa dampak dalam kehidupan di planet biru ini. Pertama naiknya level permukaan air laut para ilmuwan memperkirakan bila es yang berada di Arktik mencair seluruhnya maka akan menaikkan muka air laut di seluruh dunia setinggi 7 meter hal ini menimbulkan hilangnya berbagai dermaga dan juga pantai di seluruh dunia dan juga memperluas perairan di dunia padahal saat ini permukaan air laut telah bertambah setinggi 4.4mm setiap tahunnya. Bagaimana nasib Indonesia jika hal ini terus terjadi.
Kedua  perubahan iklim atau cuaca yang semakin ekstrim. Perubahan iklim yang ekstrim tidak hanya langsung ditimbulkan karena adanya pemanasan global. mencairnya es merupakan sumbangsih terbesar yang turut andil perubahan iklim yang terjadi di dunia. Karena hal ini mempengaruhi pergerakan arus panas dan dingin dan juga angin yang berhembus dari daratan dengan teritorial dengan tekanan tinggi ke rendah. Di negara yang mempunyai empat musim mempunyai pergantian suhu yang sangat ekstrim di mana suhu di musim dingin bisa dibawah -30oC dan suhu di musm panas bisa lebih dari 45oC di daerah tertentu. Sedangkan di Indonesia terjadi kemarau panjang selama berbulan-bulan tanpa air seperti yang terjadi di wilayah Indonesia timur.
Ketiga Berkurangnya pasokan air bersih dunia. Mencairnya gletser mengancam ketersedian air bersih dunia. Es merupakan sumber air tawar dengan komoditas terbesar di bumi. Sekitar 90% air bersih didapatkan dari es. Mencairnya es di kutub ataupun gletser bermuara di laut.
Keempat mengintensifkan keluarnya endapan merkuri beracun. Peneliti NASA, Son Nghiem mengatakan, es abadi di laut Arktik yang mencair akan digantikan lapisan es yang lebih tipis dan lebih asin. Ini membuat interaksi sinar matahari dan es yang dingin melepaskan zat bromin ke udara. Gas bromin yang dilepaskan ke udara akan memperluas lubang ozon di atmosfer dan menjadi polutan di udara yang bebas dan kika terhirup termakan atau berinteraksi dengan makhluk hidup akan menimbulkan keracunan zat merkuri Peneliti NASA, Son Nghiem mengatakan, es abadi di laut Arktik yang mencair akan digantikan lapisan es yang lebih tipis dan lebih asin. Ini membuat interaksi sinar matahari dan es yang dingin melepaskan zat bromin ke udara.
Kelima punahnya spesies asli. Beruang kutub merupakan spesies asli yang mendiami benua Arktik dan pinguin merupakan spesies asli yang mediami benua antartiaka. Hilangnya sebagian besar es di kutub utara maupun selatan berpengaruh pada jumlah populasi endemik asli yang mendiami kedua tempat tersebut. Bahkan beberapa spesies lain pun ikut terancam keberadaannya.
Keenam Pergeseran letak kutub bumi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Jianli Chen, peneliti dari University of Texas at Austin mengatakan bahwa mencairnya es dan perubahan ketinggian air laut dapat menjelaskan 90% pergeseran kutub Utara ke arah timur sejauh 1.2 meter sejak tahu 2005.
Muka dunia sudah berubah dan tidak mjungkin untuk dikembalikan kembali. Namun kita bisa memperlamabat mencairanya lapisan es dengan cara mengurangi penyebab-penyebabnya. Mengurangi pemanasan global dengan hidup mencintai alam dan tidak melakukan pengeboran minyak mungkin dapat mengurangi laju pencairan es. Jika kita tahu bahwa dampak yang ditimbulkan oleh mencairanya lapisan es begitu besar, sebaiknya kita tidak menuggu hari esok untuk melakukan perubahan agar lebih mencintai alam.

3 komentar:

  1. Artikel "Mencainya Es" memberikan pengetahuan yang lebih karna kita dapat memahami bagaimana es itu mencair dan prosesnya juga.. terimakasih

    BalasHapus
  2. artikelnya sangat menarik dan bermanfaat ,khususnya bagi pembaca serta bisa menambah literasi sains. jazaaakumullah. :)

    BalasHapus
  3. Ini artikelnya bermanfaat sekali.. Menambah wawaan tentang es di kutub.. Blognya juga bagus.. Sipp, lanjutkan :)

    BalasHapus